"Woi, Sinting! Sini lu!" Tergopoh ia datang. Dengan kepanikan yang mencuat tajam dari sorotan mata.
Kurasa menjadi seniman dan pekerja lepas sama sulitnya dengan hidup di zaman purba di tengah hutan amazonia.Setiap malamnya terasa sangat dingin
"Hei, Nilam! Bukankah sudah terlalu larut untuk pulang ke rumah, dan bukankah dunia masih terlalu gelap untuk bergegas? Kulihat-lihat sungguh kerasnya
Di sebuah malam yang pelik Ketika kau dan aku terlampau jujur untuk bersandiwara Berpura-pura hening ketika buliran keringat mulai menetes
Menetes. Keringatku mengenai seluruh ruangan. Kepanikan dan kebimbangan yang mengudara di kepala. Air mata yang menetes tak terhitung jumlahnya.