Aku akan selalu bangkit di setiap waktu mengumpulkan kekuatan, untuk mencintaimu
Jika suatu hari nanti kita masih dapat dipertemukan Aku harap langkahku sudah melampauimu untuk menikmati sebuah kebebasan
Yuk simak puisi yang berjudul "Serpihan Harapan di Setiap Buku" pada artikel berikut ini!
Serpihan kerinduan kini berkeping mengiringi langkah mengharapkan cintanya bersinar kembali
Di sudut- sudut kota yang ramai dan penuh kehidupan, Berkumpullah para pemuda, membawa serpihan impian
Kini Aku mencoba dan terus mencoba menyeimbangkan rasa, agar lebih bermakna
Di saat kesedihan melanda hati sendu. Terlupakan emosi jiwa yang bersedih
Kepada pohon, sambutlah aku dengan nyanyian yang paling merdu.
Luka itu seolah tergores oleh serpihan kaca yang telah kau tebarkan dari retakan cermin yang pernah memberikan penjelasan ketulusan tanpa batas padamu
Tahukah Kamu ombak yang deras itu bisa apa? Ya, dapat menghapus segala benih-benih cinta bersama serpihan rindunya
Di dinding rumah tua, serpihan sejarah bersembunyiLapuk oleh waktu, namun tetap menggoda jiwaDua lapis cat tersembunyi di bawah lapisan warnaCerita ma
Aksi dimulai semua berkumpul di Lapangan Salero. Semua dengan spanduk, bendera OKP masing-masing. Ada Kumpulan Kepemudaan Muslim, SMI, LMND
Pancaroba dan dinamika hubungan dengan segala proses di dalamnya mengantarkan pada komitmen menjadi sepasang kekasih.
Hari silih berganti hariMalam pun menyambut dengan sendu tanpa bintangHanya rembulan yang nampak cahayanya redupSeolah sebentar lagi cahayanya akan hi
Bayang Sang Luka, sajak untukmu yang sedih hatinya
Hi friends nih.. aku ada puisi buat yang mencari inspirasi, ingin suatu hal yang berbeda dan boleh dong dibaca makasih
Kerinduan ini sungguh indah dilukiskan Namun sangat sakit tuk dirasakan
Serpihan kaca bisa menimbulkan sakit nan amat dalam dan tak terbendung lagi
Sound of Borobudur akan selalu ada. Karena dari sana, kita kembali bernostalgia sekaligus bangga akan kekayaan alat musik nusantara dan dunia.
Kekalutan RasaDiujung jembatan ituAku termanguMenungguMembawa pesan-pesan bisuSerpihan-serpihan piluKau ungkit dahuluPada pagi sebelum pukul tujuhTete