hembusan nafas pertama mengguncang haru hutan karet pusat geliat walau baru harimau tercetak injakan kaki pertama membuncak dada inilah
“Sunatullah terbesar pada setiap kesulitan, selalu bermuara menuju kemudahan. Semakin besar cobaan yang menimpa, semakin besar pula pelua
“Subhanallaah…!” Aku terlonjak bangun. Nafasku tersengal-sengal. Peluh menderas dari dahi dan wajahku. Kuucap istighf
“Aku adalah Mentari…!!!” “Aaaahh…!!!” Tiga kali sudah aku berteriak-teriak di sini, pada salah satu tepian laut
Namaku Mentari, tapi orang-orang biasa memanggilku Ari. Seperti juga nama Tulip dan Perisai yang diberikan kepada kakak dan adikku, tak ada yang tahu