Tanpa suara ketokan. Tanpa salam. Seseorang dengan sebatang rorkok, di ujung bibir. Menyembul dari luar. Menghujamkan pintu, sekuat mungkin.Cekreekkkk
Bruukkk....Seseorang dengan cepat tiba-tiba duduk. Tanpa mengambil jeda. Ia memberikan senyum. Kami membalas, walau sedikit garing.Ia sodorkan tangan.
Aku teringat dengan Ramadhan.
Beberapa minggu setelah pertemuannya dengan Jo, dan menjelang resepsi pernikahannya. Reren dan Rensya bertemu.