Di hamparan mentari pagi yang cerah,Kupu-kupu menari bagai di atas permadani.
Di bawah langit senja yang jingga, Langkah kaki menapaki jalan yang terang. Cahaya mentari mulai sirna,
Jika bunga bisa berbicara, menurut kita apa yang akan mereka katakan? Dari sudut pandang kami tentang mereka, apa yang bisa kami katakan?
Mencintai Senja Di ufuk barat, mentari mulai menyapa malam Menyirami langit dengan jingga yang menawan
Heningnya pagi disertai suara dedaunan yang mereda mengisyaratkan kepergian tanpa jejak. Aku terpaku, menunggu kepulangan yang tak pasti.
Daun Kering yang Jatuh Di ranting yang rapuh, kau berayun pelan,Menari-nari ditiup angin sepoi-sepoi.
Rehat sejenak dari hiruk pikuk dunia yang tak lekang oleh masalah
Puisi Senja: Membaca Fenomena Langit dan Bumi Langit Jingga yang Membara
Spirit Senja Di ufuk barat, mentari terbenam perlahan, Menyisakan semburat jingga yang menawan.
Di puncak gunung yang menjulang tinggi, Aku berdiri menatap luasnya dunia ini.
Ketika bola mata tak lagi bersahabat siang limpahkan tugas pada malam jiwa raga merebah lepaskan lelah merajut mimpi cerahkan sanubari rembulan malam
Alam adalah anugerah Tuhan yang tak ternilai,Mari kita jaga dan lestarikan,Agar keindahannya tetap terjaga,Untuk anak cucu kita nanti.
Alam adalah anugerah Tuhan,Yang harus kita jaga,Mari kita bersama-sama,Melestarikan alam kita
Ketika engkau melihat senja, indahnya melukiskan dia
Meski jalan yang kutuju ke pantai penuh dengan lelumpura. Namun rasa ingin tahuku membuat aku terus bersemangat melewati tantangan itu