"Ini surat terakhir mu, Dek!" Kamu ambil sepucuk surat yang kukirim untukmu dari stopmap yang selalu kamu tenteng.
Sepiring nasi mampu berseru dengan lirihnya bersama manusia yang memakanya. Mengunyah dengan lahapnya bersama sejuta rasa menyatu berbaur mengolahnya.
Nak, maafkan ayah. Ayah tidak bisa membeli makanan selain ini. Kita lagi menghadapi pandemi. Hidup kita lagi di titik nadir sekarang. Nak, ayah t
