Senja waktu itu menafsirkan banyak cerita, tapi bagiku satu cerita yang mampu membuat ku mati dalam ceritanya.
senja pamit ke peraduandan kita saling memunggungitanpa sepatah kata teruraisebagai bekal perjalanan pulangitulah senja terakhir kita kecupkini dadaku
Hari itu gedung pendopo agung kampus di penuhi oleh kelebat warna biru. Topi toga menyembul dari kursi kursi yang berjajar rapi. Aroma pa
Trotoar jalan Asia Afrika yang lapang ternyata membuat hati Jimmy terasa lapang juga. Ia berjalan zig-zag dengan gaya yang sempoyongan, merentangkan t
Pagi itu kabut masih menyelimuti sebagian besar areal kampus ketika Rein menginjakkan kakinya di gerbang belakang. Hawa dingin menusuk-nusuk tubuhnya
Rein memandangi ilalang yang bergoyang-goyang di tiup angin sore dari belakang gedung kuliahnya. Telinganya mendengarkan suara frontman Candle Box yan
Rein memetik gitarnya dengan serius, ia sedang mencoba trik menyetem gitar dengan baik dan benar ala Umam. Gadis itu berkali-kali memutar putara
Malam menjelang ketika Nara dan Rein sampai di tempat tujuan. Beberapa warung jagung bakar yang berdiri di sepanjang Jalan Raya Lembang telah me
Rein dan Nara berjalan berdampingan mendaki tangga semen yang kasar, keluar dari areal kosan Redi dan mulai celingukan kiri kanan untuk menyebrangi ja
Rein termenung di depan televisi Redi yang tengah menyala. Televisi Redi adalah satu-satunya televisi yang ada di kompleks kosan yang memiliki kamar b
Rein berguling gelisah di ranjangnya, sebentar-sebentar ia duduk, rebahan, berdiri dan duduk lagi. Ia memikirkan perkataanya yang pernah &
Waktu berjalan dengan cepat, kesibukan mulai melanda Rein dan teman seangkatannya. Musim penyusunan Tugas Akhir dan Kerja Praktek yang hingar bi
Sebenarnya aku ini siapa ?Kejahatan apa yang telah aku lakukan di kehidupan lalu sehingga kehidupan masa kini ku terasa sangat menyesakkan dada.
Hari ini adalah hari kelima sejak Rein mendengar berita duka yang mencabik-cabik hatinya. Sepulang kuliah ia selalu mengunci dirinya di dalam kamar.&n
Nara mengeluarkan amplop coklat yang Rein tinggalkan di meja kantin dari tas gendongnya. Amplop yang belum direkat itu menggoda untuk dikeluarka
Rein tersenyum puas, memasukan kembali dua lembar kertas HVS yang baru saja selesai ia baca isinya ke dalam sebuah amplop coklat besar. Ia menuliskan
Pada hari aku kehilanganmu, aku rasa hidupku telah berakhir. Yang tinggal hanya raga, yang tertinggal hanya jasad. Nyawaku telah kau bawa pergi dikala