Membeku dalam kerinduan tak bertepi Pagi pagi gerimis bawa suasana syahdu
Hidup itu harus fokus pada tujuan sendiri tidak untuk memikirkan apa yang dikatakan oleh orang lain yang akan membuat pikiran mumet
Terlihat tenang walau luka sering mendarat adalah hal yang tak semua orang bisa lakukan, lantas bagaimana dengan aku?
Bayangkan malam yang sunyi, ketika petikan harpa mengalun lembut di antara angin.
Sirih yang engaku rambatkan di atas batu padang, Bertahan selama itu bersamamu. Kemudian kau renggut akar-akarnya seketika dan kau biarkan
Perjuangan memang tidak mudah, bahagia setelah tuntas.
Sebuah cerita yang entah disebut apa, sebab ia bahkan terlalu singkat untuk disebut cerita.
Kau menentramkanku ketika ku gelisah...Kenapa kau begitu baik...Yah..Karena Dirimu Maha Baik.
Menghabiskan waktu-waktu bersama orang-orang tercinta
Angin berubahlah, pagi menyegarkan. Wajah berseri, angin merayu lembut. Kini kau, bukan lagi seperti angin.
Sendu merajai hati yang tak luput dari sepi dan resah yang terus membara
Karya dari seorang pemula yang berusaha menuangkan idenya dengan keabstrakannya
Dalam kerinduan yang tak tertandingi Alam berbicara dalam bahasa kesedihan Menyuarakan ragu yang mengalun dalam kehampaan
Jika sudah tidak perlu, mengapa memaksa untuk bertemu?
Sajak sendu tukang becak, bukti nyata pahlawan keluarga.
Hatiku bergetar di pagi yang cetar kala alunan sendu yang terdengar
Melalui jendela hati, kita terhubung dengan esensi kemanusiaan yang paling dalam
Moga kau tak hujan sore ini, peluk angin yang lembut,
Aku titipkan rinduku kepada angin yang berhembus, rindu ingin menyapamu rindu ku ini, tak ada yang mampu menghalangi.
"Kenapa hujan?" tanya mereka yang lalu lalang, "Kenapa bukan matahari yang hangat dan menyenangkan?"