Puisi: aku menjamah menulis puisi pada selembar kertas.
Api menyala dan terus menyalaDiri tak kuasa untuk berlagaBergerak untuk memadamkan nyalanyaKepala terbawa berkeliaran fanaHati senantiasa berganti rup
Kegagalan permanen yang menjadikan penyebab dari semua kegagalan adalah kegagalan untuk mulai bertindak.
Mendaur dalam porosnya yang sudah rapih, Memilih untuk kembali dengan peradaban yang berbeda
Termenung Merenung Inilah perjalanan menuju keindahan Bak pendakian gunung Papandayan
Bunga jatuh gugur semampai Tetap mekar kekar tak lunglai Meninggalkan biji siap bersemai Membuahkan kuncup berseri permai
Indah, seperti gemerlap bintang di langitMenerangi jalan kehidupanku yang kelam
Menjamu asa mempersiapkan masa depan bersama kebahagian
Doaku untukmu, sahabatku tercinta, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu.
Puisi yang membahas mengenai selamat atas gelar sarjana yang telah diraih
Tak terasa sudah memasuki detik-detik minggu terakhir di penghujung tahun
Kuberdiri di tempat berbeda dengan senja yang melambai tanda kepergiannya hari ini.
Puisi kedua dari sembilan rincian puisi tentang Rasanya Muda Rasanya Tua, khususnya tentang Tua Bijaksana Senantiasa. Semoga bermanfaat.
Jatuh cinta, perihal diatas kertas baginya Menulis puisi dengan lukisan wajahnya sendiri yang murung, menulis sebuah lekukan pelangi yang melen
UNGKAPAN “Tak ada makan siang gratis” konon merupakan peribahasa yang berasal dari bangsa Cina. Kalau dimaknai sepintas, menunjukkanbetapa kerasnya ke
Aku melihat dan merasakan Aku mendengar dan menyadari Aku berkata dan berbuat Aku berjalan dan bergegas Aku memang Aku Bukan kalia
