Janji itu manis, hingga banyak terbuai dengan setiap janji manis yang terlontar, namun semua hanya jebakan.
Fatamorgana yang memukau, sering kali menipu mata, jangan terjebak dalam kilau semu
Perspektif lebih tentang cinta dari sudut pandang yang lebih
Seperti fatamorgana di padang luas, kadang mata tertipu oleh gemerlap ilusi.
Birunya airku mencerminkan langit, mengapa kau mengaburkan kecantikanku?
Tiada sesuatu pun yang bisa kita miliki. Saat kematian tubuh, semuanya ditinggalkan. Bukan kah kematian suatu keniscayaan. Takut kehilangan kenyamanan
Hidup ini terkadang penuh dengan harapan semu Untuk apa janji yang kau tabur,
Duduk sendiri, dalam keheningan, mencari jalan, kejelasan menanti.
Mulai mengulik bagaimana waktu yang diberikan diri terhadap sebuah aplikasi lalu berevalusi dengan hasilnya.
Tidak ada yang kekalSemua ini kecuali yang Maha Kuasa adalah makhluk
Perasaan rindu dan bahagia bertemu ramadan, namun terkadang ketika sampai waktunya menjadi abai mengisinya dengan amaliah.
Carilah cinta yang nyata dan tulus, bukan di layar kaca yang penuh ilusi.
Kecanduan Cinta Semu Bagai candu yang meracuni jiwa, Cinta semu menjebak dalam ilusi semu nan fana.
Di era digital, muncul "kebenaran semu" yang tidak berdasarkan fakta.
Aku tak ingin lagi berandai-andai, sekalipun kau akan merayuku sudahlah cukup aku terbelenggu di buatmu
Di balik tembok yang tinggiTerkunci rapat diriku. Tegar berdiri di sini
Di balik gemerlapnya kekayaan yang tak terkira, tersimpan semu surga
Tertutup dalam senyum bersinar kebaikan, munafik di balik layar, memainkan peran.