Langit berawan Pandangan mataku berkabu tB ersembunyi di keheningan napas-napas kehidupan Nyatanya
Harus ku lalui, harus kutempa, untuk bangkit, menjadi diriku yang sesungguhnya.
Puisi tentang seseorang yang terlalu kecewa dengan janji palsu manusia
Aku terjebak dalam bayangmu yang kini tak nyata, Merindu tanpa akhir, pada cinta yang pernah kita bina
Ada beberapa sinyal yang bisa dicermati untuk mengetahui apakah kita terjebak dalam kesejahteraan semu atau tidak.
Janji itu manis, hingga banyak terbuai dengan setiap janji manis yang terlontar, namun semua hanya jebakan.
Fatamorgana yang memukau, sering kali menipu mata, jangan terjebak dalam kilau semu
Perspektif lebih tentang cinta dari sudut pandang yang lebih
Seperti fatamorgana di padang luas, kadang mata tertipu oleh gemerlap ilusi.
Birunya airku mencerminkan langit, mengapa kau mengaburkan kecantikanku?
Tiada sesuatu pun yang bisa kita miliki. Saat kematian tubuh, semuanya ditinggalkan. Bukan kah kematian suatu keniscayaan. Takut kehilangan kenyamanan
Hidup ini terkadang penuh dengan harapan semu Untuk apa janji yang kau tabur,
Duduk sendiri, dalam keheningan, mencari jalan, kejelasan menanti.
Mulai mengulik bagaimana waktu yang diberikan diri terhadap sebuah aplikasi lalu berevalusi dengan hasilnya.
Tidak ada yang kekalSemua ini kecuali yang Maha Kuasa adalah makhluk
Perasaan rindu dan bahagia bertemu ramadan, namun terkadang ketika sampai waktunya menjadi abai mengisinya dengan amaliah.
Carilah cinta yang nyata dan tulus, bukan di layar kaca yang penuh ilusi.
Kecanduan Cinta Semu Bagai candu yang meracuni jiwa, Cinta semu menjebak dalam ilusi semu nan fana.
Di era digital, muncul "kebenaran semu" yang tidak berdasarkan fakta.