Di antara timbunan asa yang menggunung, terselip doa yang senantiasa melambung
Dalam diam aku memeluk ada kelu yang tertumpuk. Hadirkan rasa yang remuk bagi hati yang terpuruk
Biarkan raga terus berupaya hadirkan rasa bahagia seperti semula
Fajar pengharapan jadikan kekuatan bagi jiwa yang dalam himpitan
Andaikan raga takkenal senja, mungkin manusia akan jemawa
Di antara jajaran mobil mercy Hadirlah sosok-sosok berdasi Telantarkan kata hingga basi Demi kepentingan diri sendiri
Tetesan keringat masih bergelut tanpa terusik Legam kulit kian berkilat karena terik Anak manusia telah terbiasa dengan berisik
Seorang anak kecil datang dengan tangan kusam Disentuhnya kaleng biskuit dengan diam Mungkinkah sekaleng biskuit hadirkan sukacita?
Sepenggal kisah terukir tanpa dinyana, Hati pun tak kuasa menahan gelora, Ada pedih yang masih tersisa
Betapa beruntungnya menjadi tempe, bisa berada di meja para bangsawan hingga kaum papa.
Puisi tentang usia dan masa. Pada suatu masa, usia berteriak dengan lantang
Puisi tentang penghujung rindu. Secuil rindu menusuk kalbu dan membelenggu
Sinar mentari menggerayangi wajah yang takmuda lagi
Puisi yang mmebahas mengenai pada akhirnya manusia akan berteman dengan sepi
Anak muda pemberani, angkat tangan dan kaki. Siap terjun dengan teknologi, jadi petani masa kini
Pada angin aku bertanya Di mana ada teduh yang mengena Tak peduli terik menyengat raga
Puisi tentang nasihat pada anak tentang pendidikan dan kesempatan mereka meraih mimpi.
Sungguh segar udara di desa Kuhirup dalam terasa lega. Lestarikan batik budaya bangsa Warisan leluhur harus dijaga
Ketika kehidupan berlangsung dan hadirkan luka tawa terusir dari singgasana hati yang bahagia. Baca selengkapnya disini..
Pandemi ini menyadarkan bahwa kenaikan berat badan tertanya tidak hanya dipengaruhi oleh makanan saja. Berikut penyebab kenaikan berat badan.