Berangan asa menyambut rinduDebar terasa kasih berpaduTenang merasuk sampai ke kalbu
Rayuan manis menutup petaka di balik kemudahan ...
Sekat tak dapat memisahkanUmur bisa lihat sendiri.Rambut putih membungkukTenaga tak ada.Tak seperti dahulu kalaKabur pandanganya.Eksotik kulitnyaSemua
If freedom is absolute, responsibility is also absolute and hence I am really what I have made myself.
Di pagi di pematang kebun manggis. Hitam duniaku mulai merilis
Tentang perjalanan hidup yang terikat dengan ruang kerinduan dalam jarak yang sangat terindah peranya masing-masing. Namun harus disimpan rapi dalam.
Anggapan hanya sana sini seluruh rangkaian Perbedaan akan terasa kebetulan mengarah
ada yang menggaung agungkan kata-kata persatuan tanpa ragu tanpa malu-malu sedang tangan-tangannya tak pernah diam bergerak dan bergerak
Kurang baik bicara tidak tentu selalu hendak Bentuk watak makin tiada seimbang selisih Melepaskan tidak benar beda mesti menukar
Kita pernah punya sekat yang ditumbuhkan oleh rezim orba. Kini kita punya sekat karena pemaknaan kita sendiri yang salah terhadap keberagaman.
Ketidaksamaan sifat hidup selalu bagaimana Tidak ingin menyamai kesalahan terjadinya
Aku meringkuk di ruang gersang sembari melebur luka lalu merajut mimpi...
Farel yang fenomenal bukan hanya bisa menghibur dengan menyanyi ...
Seorang pemimpin sejati harus mengayomi seluruh rakyat tanpa diskriminasi, senantiasa bersinergi dengan seluruh komponen bangsa untuk kemajuan negeri.
Puisi perasaan tentang privasi boleh tidaknya melihat, juga tentang misteri dapat atau tidaknya melihat.
Asap terus mengepulMengiringi kata yang terus terkumpulTuk sekedar mengingatmu-Engkau terus saja membisuMenyekat rindu yang teruntai halu
Sadarkah saudaraku Pahamilah saudaraku Walaupun engkau berusaha sekuatmu Aku masih bisa mengibulimu Karena aku tak bisa kau lihat dengan mata telanja
Wajahku menatap bulan separuh yang terbenam dalam kolam Terpantul dengan indah di muka air cahaya temaram
Biarkan bebatuan lapuk bersama padatnya lumut.