Ini puisi sebuah prasasti diri, sebuah perjalanan 8 tahun menekuri diri pada setiap nikmat dari Ilahi
meskipun nyari sejuta itu susah, nilai sejuta rupiah kini terasa jauh lebih kecil karena berbagai faktor ekonomi.
Wisata Sejuta Kelapa desa Cibuntu mendunia
Tumbuh subur di tepi lahan pohonmu sejuta manfaat.
Kau telah mengalihkan semua perhatianku. Yang kini tertuju hanya padamu
Bayang-bayang mencari teduh. Hembusan angin sejenak membawa damai. Langit biru menyimpan sejuta cerita.
Padang Arafah adalah tempat yang menyimpan sejuta berkah bagi umat Islam.
Mengukir lembah dalam di hatiku yang sunyi, Menyimpan gemuruh yang hanya bisa kudengar sendiri.
malam ini bulan begitu terang, bintang-bintang pun ikut berkilauan dan aku di sini dengan sejuta kerinduan
Aku ingat kala itu senyum bahagia di bibir manis canda tawa bersama
Pernikahan sejatinya tidak hanya menyatukan dua insan yang saling mencintai, tetapi juga menyatukan dua keluarga untuk saling bersilatuhmi.
Bagaimanakah hatiku takkan resah berlagu Sedang mentari malu bertandang ke hatiku nan rindu
Terkadang kita baru sadar kalau seserang itu berarti dalam hidup kita setelah dia pergi
Kalau kau pergi tak kembaliMeninggalkan sejuta ceritaMentari pagi turut menyapaMengobati hati yang gundahBenci ....Timbul mengotori hatiMenggelapkan s
Aku tetap di sini, diam dengan seribu bahasa, Dan kau di sana dengan menabur
Karena semua terangkai manis dalam dekapan untaian kata-katakuKau hanya membutuhkan hati untuk mengerti
Di jalan tanah, kaki merajut sejarah, Sepatu kotor berlarian tak henti, Menembus derasnya hujan di musim gugur, Dan menari-nari di atas butiran salju.
Terkadang hidup hanya tentang materi, mencarinya tanpa henti sampai lupa arti hidup yang hakiki