Di tepi jalanan, langkah ringan menghampiri, Pemulung pagi dengan hati yang terbuka.
Di atas meja sederhana, terhidang sepiring nasi putih
Para bocah terlena, Duduk berpayung awan, Bermandikan keringat
Lambaian manja dari sehelai daun yang gugur....
Aku hanyalah sebutir debu Yang terombang-ambing dalam angin Terlihat kecil dan tak berarti Namun aku memiliki peran dalam hidup ini
Saat melihat butiran nasi terjatuh dan membiarkannyaSaat itu aku merasa hinaBagai seorang raja bertahtaYang tak puas dengan istana dan budaknyaButir n
Kulihat muda-mudi itu tertawa ceriaSeakan dunia ramah pada merekaSeolah tak ada duka yang menyapaBagai orang kaya saja adanyaMereka bersenda gurauDi m
Ini bukan terjadi pada Jaman Adam sebagai manusia pertama,yang seperti aku yakini dan juga kalian.Karena aku tak mau menempatkan kejadian ini pada zam
“Apa aku sudah tidak berarti lagi untukmu?” “Apa karena aku sebutir, maka tidak berpengaruh atas kenyang tidaknya dirimu?” “Atau karena dirimu mamp
Bagaikan mutiara, dia tak terbentuk dengan sendirinya dan spontan ada. Dia melalui proses. Di mulai dari butiran pasir yang masuk ke sebuah kerang, la
Sabtu yang indah. Untuk anak-anak, kamipun mereka-reka rencana; mengunjungi peternakan burung unta (Ostrich dalam bahasa Inggris atau Strauß dengan ba