Aku tidak tahu bagaimana menanggapi ceritanya dengan keterbatasan kata-kata yang kupakai dalam pikiran. Pun, kata yang akan kuucap untuknya
Tentang kisah sepasang suami istri yang menanti datangnya seorang anak setelah belasan tahun bersama, tetapi harus berakhir dengan duka.
Aspal yang seharusnya keabuan dengan sedikit air sisa hujan semalam, kini penuh genangan berwarna merah.
pasukan Lehmanowski -yang sudah terbiasa dengan kekejaman dan darah- sampai merasa muak dengan pemandangannya
Tidak perlu merasa salah karena berbeda. Tidak perlu juga berharap orang lain akan menyetujui kita.
Penunggu pintu. Itu sebutanku. Kunanti ibu di pintu untuk menyambutnya dengan nyanyian dan tarian terbaik. Tetap kutunggu hingga kini.
Suara Fira, anak bungsuku, memecah kebisuan malam itu. Aku menoleh ke arahnya, melihat matanya yang berbinar penuh harap.
Aku akan terus menari di atas bara api, merayakan penderitaan sebagai bagian dari perjalanan ini. Rasa sakit adalah seni, dan aku adalah senimannya.
Lima sahabat berkumpul kembali di malam tahun baru, ditemani hujan deras dan kenangan masa lalu.
Aku selalu suka sehabis hujan di bulan DesemberDi bulan DesemberSelalu ada yang bernyanyi dan berelegi
Tokoh Aku yang merindukan Ibunya di penghujung bulan Desember
Gerimis pagi ini begitu awet. Sedari tadi menetes dari langit, gerimis membasahi pepohonan, daun, hingga ke tong sampah itu.
Setiap langkah memiliki alasan. Setiap keputusan pasti dilatarbelakangi oleh apa yang dirasakannya. Tahun baru membawa keputusan besar bagiku.
Setiap perjalanan menemukan cinta selalu menimbulkan cerita dan kisah ini mungkin menjadi salah satunya. Perjalanan cinta dengan empat musim berbeda
Nanda sakit keras dan untuk sekali dalam hidupnya berharap takdir tak lagi mempermainkan dirinya.
Kemarin, saya pergi ke Jawa Timur, tepatnya Kabupaten Tulungagung lewat jalur selatan
Pria yang merasa jatuh dalam keterpurukan sebuah ujian yang tanpa ia sadari ada sosok malaikat yang dimilikinya.
Jika lelakimu tak mampu menghargai mu dia tidak akan pernah meratukan mu. Hempaskan deritamu raih bahagiamu walau diujung dunia.
Aku menandaskan teh jahe tegukan terakhir. Lalu bergegas beranjak mengantarkan suami yang bersiap pergi bekerja
Daun-daun perdu masih penuh dengan titik-titik embun yang kini mulai terjatuh satu demi satu menyentuh tanah basah bekas hujan tadi malam.