Sayap iman yang rapuh oleh kemajuan teknologi zaman modern
1."Terlalu tinggi untuk kugapai, sejajar saja tak mungkin, apalagi mengharap hendak bersanding"2."Pekat hitam ronaku, noda-noda masa sekujur tub
"1"Prosa adalah wajahWajahku,wajahmu,Wajah Kita.Mengait, dan terkaitkan dalamsatu sisi kehidupan, hingga sebelum atau sesudah, menjadi garissatu ikata
Megah tinggal nama diantara puing,sempit sesak antrian mautdi ujung senapan Adikuasa.Pelatuk yang tak henti-henti memekikmenumpahkan mesiuberujung ren
Air mata jatuh berarak, memberi bekas pipi yang keriput penuh akan guratan hidup.
Kau renggut diriku dari orangtuakuKau putuskan tangkai darah asalkuMenuntunku dan memaksaku berikrar di hadapan orang suci.Merobah langit dan du
Merah merona di ufuk baratKala senja berganti malamGegap gempita sudut-sudut kotaDipenuhi insan penikmat dunia,Bergumul di dalam sesat nyata.Dalam gel
Kutulis rangakaian kata cinta pada kertas usangdalam amplop Juli 1943, bergambar perangko seorang pria mengacungkan bambuMengobarkan geloraku terhadap
Jangan kau kira ini rinduHanya keadaan yang membekuHanya waktu yang mengekangku.Semilir bayu pekat malampun bertandang,membawa dingin, bercerita, dan&
Terima kasih telah mengasingkan aku bersama egoku, meskipun tubuhku ini telah membangkai kalian tikam ataupun kalian bantai sampai lumat aku tak mati!