Pada akhirnya kita akan menua bersama, seiring perjalanan waktu silih berganti, sambung menyambung merenggut itu pasti. Wajah ayu perlahan mulai layu,
Dik, maafkanlah diriku. Bila setangkai mawar yang ku persembahkan, telah layu sebelum engkau pandang. Mungkin ia rendah diri melihat cantikmu, atau ia
Puisiku telah penuh. Berjejal berdesakan di lemari buku, bergelantungan menghiasi langit-langit ruang tidurku. Mungkin rayap dan ngengat mulai bermina
Hubungan kita di bangun atas dasar apa adanya, kekuranganku engkau tutupi dengan rasa sayangmu, kelemahanmu ku genapi dengan kesetiaan hingga akhir wa
Dari sekian ribu nama yang pernah ter-eja oleh kata, dari ribuan wajah yang melintas di gelas netra, dari jutaan hati yang pernah berbaris rapi memaga