malam selalu setia atas namanya, pun jika bintang-bintang, rembulan dan cuaca tak kunjung datang ia tetap menjalani perintah atas namanya malam.
Setiap pagi matahari selalu menyapa dengan riang. Melupakan sejenak penderitaan yang telah lalu
Berjam-jam Aku berbincang-bincang dengan Bu Dewi, yakni guruku sendiri ketika SMP.
Bila matahari terbit dari timur Ufuk fajar yang begitu menyulaukan mata Sebelum jatuh tersungkur Dalam pelukan malam
Kini Aku dan wanita yang jauh lebih tua dariku ini bertemu di sebuah kafe dikarenakan suatu hal yang sangat-sangat penting bagiku
Air mata cintaku yang tak akan ada habisnya untuk mengasihimu
Satu dua langkah Maju atau mundur Maju tuk gapai bintang Ataukah mundur Mengalah sebelum berperang
di sore hari yang penuh bunga, di taman tumbuh sajak yang subur, akarnya menjalar, semakin subur ia di penghujan November.
Kuingin naik kereta, Yang relnya melintasi Bukit Barisan
Seiring berjalannya hari, evaluasi selalu dijalankan
Roda bus berputar-putar menjalankan tugasnya bersama Pak Sopir
Biru lapang tujuan penyesalan terbesar dalam hidup
Nyamuk-nyamuk datang menyelamatkan, mengutak-atik genetik demi manusia, adakah dampak negatifnya?
Pernah suatu waktu ku ditanya "Apa banyak rasa-mu lebih dari banyak rasa-nya?"
di kotanya yang rimbun asapia kukuh menyanyikan nina-bobokdi jalanan: yang tak pernah sepisuara-suara knalpot
dari huruf ke huruf menjelma kata, pada mulanya, ada bencana menjadi kata sengketa.
deru kendaraan sepanjang jalan pulang, kudapati malam dengan gemerlap bintang, laju kendaraan tak karuan, semua keburu pulang.
Kalau nanti kita tak bertemu lagi. Apa aku bisa menemukan teman bicara yang sepertimu?
Keputusan tak diharapkan menjadi dilema yang bertuah
Hitam tak selamanya bermetaforis di dalam ketiadaan cahayaPutih tak selalu tunjukkan kepolosan dan angkara kesucian Hitam dan putih bukan tuk saling