surat kepada Jokpindi sini baru saja kami rayakan puisi malam
Ketika dihadapkan aku dengan kumpulan itu, aku hanya bisa berlaku satu; kaku.
Hidup adalah panggung takdir tuk beradu, pertunjukkan kehidupan drama yang menderu
Pundak guru masa kini dihantam generasi baruyang mereka dilarang "sakit"seperti sepatu kaca yang rapuh
Di negeri yang misterius ini. Legenda tanpa akar tumbuh di sini. Kau bukanlah pahlawan yang bersinar terang
Kini Aku terbaring lemah di kasurku. Aku hanya bisa menangis semalaman. Dan entah kenapa hari ini Aku merasa bila tubuhku sedikit panas.
Hujan semalam tak bilang apa-apa kepada musim yang mengantarnya menjadi sebuah nama ganda dalam setiap prakiraan cuaca.
Sepasang kekasih, Dokumentasi penulis sejak kecil tanda kelaki-lakianku muncul dalam tubuhku, nama laki-laki pun melekat terlihat di diriku. simb
dari seberang pantai Losari, aku duduk di taman hutan kota yang baru, ada banyak pohon yang tumbuh
Aku tak pernah tahu bahwa pria yang kukagumi selama ini tidaklah nyata.
Kelanjutan cerita dari cerbung Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua
Pria sempurna yang jahil dan kini telah menjadi pelengkap hidup dan matiku.
Rok mini N tampak bergoyang-goyang, sepertinya terkena angin, atau atas doa ustadz BJ.
Apa-apaan sih, ini udah berapa jam Aku nyari “Dewi Kusuma” di gulu-gulu orangnya gaada yang mirip sama Aku.
Sial, lagi-lagi Aku mendengarkan perbincangan 2 orang dewasa yang seharusnya dirahasiakan dari diriku.
Beri penghargaan kepada guru yang mengajarkan nilai karakter membangun masa depan lebih cerah
Simponi ini tak lagi melodis. Rinai yang jatuh membasahi, nyanyiannya dalam deruan angin sejuk yang mencekam tulang, aku sungguh membenci hujan.
Mencari jawaban atas segala pertanyaan Tak semudah wacanaMencari jawaban atas segala kejadian Tak semudah menorehkan tinta di atas kertas
Wayang, warisan budaya leluhur bangsa Indonesia kian terkikis pamornya oleh budaya masa kini. Masyarakat Indonesia sebagai pelaku dan penikmat budaya
Aku menyaksikan Cornelis Speelman bertemu Sultan Hasanuddin di benteng ini, tercatatlah perjanjian Bongaya