"You never know what you have, until it's gone..."
Lily menghela nafas lega. Meski sedang hujan deras dan petir berdansa di atas mereka
ia terus sibuk mengawal boladi kandangnya sendirisembari menghitung kedatangan kaki-kaki baruyang mencintai bola& rumputsama sepertinya
sedang aku merindu pada pantai& ramai: pada pasir pasir yang menjulang & mendadak beton
The Leopard. The Predator of Miami. Itu adalah julukanku. Seperti julukanku, aku dikenal sebagai orang berdarah dingin
Hidup sebagai pencabut nyawa, atau grim reaper menurut panggilan orang-orang sekitar, begitu monoton.
bola-bola basketmenempuh tuannyapada suatu kemenanganyang ditunggu-tunggu
Kelam bagai langit malamDikenal atas kehidupan malamBegitulah kota MiamiSebelum tersihir semarak
Selatan benua,di Florida bertahta,Miami, kota bercahaya,di sini kumembayangkan.Lapangannya luas,penduduk beraneka,Di antara gedung tinggi,kisah-kisah&
dua puluh tahun lagiaku akan melawat ke rumah Messidengan hati-hatisebab, kaki yang tak lagi mampu berdiri sendiri
Berita tentang sosialisasi dampak perundungan oleh kepolisian Panarukan di MTsN 2 Situbondo
Lihatlah walau dirinya berkaki empat tapi, dirinya siap memberikan hiburan
ialah miamiia, yang meredam gemuruh di dadakuusai menangis tak paham-paham hitung-hitungan
Puisi Yoga Prasetya yang tidak biasa tentang Miami
Dalam getaran malam Miami yang bergelora, Salsa memeluk jiwaku dalam irama yang berkilau
Untuk para korban KDRT yang berpulang. Kami selalu mencintaimu ❤️
Di antara menara tinggi yang menjulang, di sisi pantai berkilauan yang tak terkalahkan
Di tepi ombak, di bawah langit cerah, terhampar kota, metropolis megah, dengan cahaya gemerlap, ia bersinar
Jalanan sudah mulai ramai, dipadati mesin-mesin, sirine ambulans lalu lalang dari segala arah.
Setiap lika liku jalanSekujur sisi bangunanSemua dihiasi semaraknyaCorak dan warna mencolok