IBU DALAM INGATAN NOVEMBER Aku adalah anakmu ibu, puluhan tahun lalu membuatmu ketawa lalu menangis, menangis dan menjerit-jerit, akulah kini sek
Sore tadi hujan menghampiri halaman depan rumahku, tempiasnya sempat ke jendela dan ke ruang tengah, kursi tamu pun sempat basah
Sampai sejauh mana aku sanggup membaca?
Maukah dirimu membaca denganku?Buku apapunLalu kita diskusikan Paling tidak, Kita bisa melalui waktu Dengan itu
Selalu ada percakapan lelaki itu dengan pohon, ia mencintai pohon-pohon yang ada di tanah kota.
Saatnya beradu gagasanciptakan demokrasi damaipolitik sehat bukan fanatik
Pengen membaca Sekedar menambah khazanah dunia Tapi
Siapa Ibu Sebenarnya? (Pt3)
Tak ada embun pagi ini, hujan pun tidak jadi turun semalam, mungkin ditumpahkan ke laut
Terdengar suara ketukan di pintu depan rumahku. Aku yang sedang mengerjakan tugas kuliahku di ruang tamu pun bingung.
Kau pernah menemukan diksi dalam sajak. Kata sifat itu kembali mencarimu di suatu pagi.
Sebenarnya siapakah ibuku? (Season 2 dari Anak Kakek Nenek)
Dalam keheningan malam. Dirinya duduk di atas ranjang
Ciptakan nilai sumber daya lautGerakkan perekonomian nelayanBuatkan ekonomi biru
Fuh Masih banyak buku Yang belum selesai dibaca Sementara Masih banyak buku
Sudahku tahu Membaca membuatku pandai Mengetahui banyak hal
Ingin membaca Tapi merasa bosan Apa karena selama ini Membaca terlalu cepat?
Lanjutan "Re, Ibu, dan Ayah." Tentang seseorang di rumah tua no. 3 itu.
Pergilah, adikku. Cobalah segala jenis makanan yang kau mau
Masyarakat pesisir hidup di bawah kemiskinan, teknologi tak tersentuh.