Aku sadar dan teramat mengerti Sulit untuk menghapus sketsa wajahmu Kau sudah terlanjur memenuhi memori otak kecilku Terbingkai indah dengan berjut
Kau seperti kecipak air di tengah gurun pasir Sebuah fatamorgana yang teramat sempurna Membuatku selalu berpikir kau dapat menghapus jejak dahagaku
Tulisan saya sebelumnya tentang Sastra Instant yang agak mengusik dunia fiksiana sehingga melahirkan puluhan postingan dan ratusan komentar membuat sa
Ayah Meninggalkanku, Aku Meninggalkan Ibu dan Istriku. Lena terbaring sekarat di pembaringan tua milik turun temurun keluarga mereka yang tak begi
Ketika aku bangun dari tidurku yang tidaklah panjang Aku hampir saja meloncat kegirangan Dan berteriak dengan lantangnya menyebut namamu Tapi terny
,, ehehhee.. gatel bgt tenggorokan wiwik ayang digaruk aja hehe ayg ntar beli stroches uda td ada satu tp skrg gatel
Saya menonton Chelsea-Blackburn dengan injury time babak I yang aneh, 7 menit! Belakangan saya tahu kalau ada kejadian kaki yang mampir di hidung Petr
[caption id="attachment_147206" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Pandangan atau penilaian yang d
Karya ini adalah milikku Sesuatu yang aku hasilkan sendiri Tak perlu kau baca jika tak ingin Mungkin akan membuatmu mual jika kau paksa membacanya
[caption id="attachment_141864" align="aligncenter" width="570" caption="Image : Google"][/caption] Ketika sastra dipergunjingkan Tentang kualit
Dini hari, mata saya terpaku pada postingan Hilda @hammer City (Ketika Produk Sastra Instan Membanjiri Kompasiana), yang sesaat kemudian langsung dima
“…. Ketika Sastra tidak lagi dimasuki lewat pergulatan jalan sunyi yang penuh kesabaran, pergulatan kreatif yang merupakan sebuah jalan sunyi, ia akan