Katak sudah mulai menariTidak terlihat mata tapi terasa di gendang telingaBeberapa pekan tanpa langit menyapa dengan tangis haruPerlahan jangkrik pun
Orang bilang kau kejar ilmu sampai menara gading, tapi ketika di puncak sana, kau tak mampu membumi.Nak, teknologi bukan candu, serba dikerjakan kecer
IKau sodorkan buku kenangan yang hanya dirimu boleh membacanyaAda dua puisi kau tunjukkanDitulis ulang dari pesan singkat di handphoneTanda tangan di
Suatu malam di gili MenoPadang bintang memantul di permukaan danauKilaunya merambat ke lubuk hatiBerbaring di hamparan pasir, nyanyian ombak mengundan
Sabarlah pengharapan.Pasti secepat kilat di kala hujan.Memecah dan menurunlah kesuburan.Sabarlah diri yang merasa lemah.Tuhanmu tak tinggal diam.Sabar
"Sastra Hijau ini adalah panggilan jiwa. Sebenarnya, kalau saya tidak peduli dengan lingkungan, tidak peduli dengan kelestarian bumi, juga tidak apa-a
Pagi mekar bersama segala rona keindahannyaKapal kayu corak nusantara, gagah perkasa membelah ombakKemarin, hari ini, dan esok kita kan tetap menjelaj
Padahal bahagia sederhana sajaNamun, belukar berduri tumbuh subur di pikiranmuMencabik suka cita dalam halusinasiBerkelana hanya penenang sesaatSemest
Dipayungi langit yang samaBintik-bintik bintang menghipnotisSejenakNamun kaki berpijak di lempeng yang berbedaBergetar...Menggayun...Menggesek...Skala
Angin mulai hembuskan layarIkan berlompatan menganga merebut kesempatanSementara aku terdiamBerusaha membaca pesan Pemilik kapalJika seperti ini keman
Licin jalan setapakPematang rimbun ilalangSetia menapakMenerabas bebatuanSandal jepit pak taniTak bisa dipakai lagi barulah berpisahHujan membasah tet
Bumi makin merana. Bumi kian meringis. Manusia harus bertindak untuk menyelamatkan bumi, rumah manusia satu-satunya. Tidak ada kata terlambat. Yayasan
Usai mengurus administrasi dari kantor Kemendikud di Senayan, saya diajak oleh ibu Kris Budiyani (Guru KJP SMP Labschool Jakarta) untuk mengikuti w