Sastra Horor menurut Arief Akbar, Bsa
Benarkah sastra horor rawan pembodohan? (Dokpri) Jumat siang tanggal 26 Juli, terlihat beberapa Kompasianer mulai memasuki aula lantai 4 Pusat
Acara tersebut tidak hanya menambah pengetahuan penulis menganai sastra horor tetapi menginspirasi penulis untuk mengeksplorasi dan menciptakan karya.
Pada akhirnya dari semua forum yang dilaksanakan dapat menjadi wadah yang sangat berharga dalam pengembangan sastra dan pemikiran kritis di masyarakat
Kegiatan yang dilakukan tidak hanya memperluas wawasan tetapi memperkuat jaringan di antara peserta dengan narasumber yang menjadikan forum.
Diskusi Neja Panjang berakhir kurang greget akivat peserta yang berebut parfum. Semoga diskusi dapat berjalan serulous pada kesempatan berikutnya
Sastra horor adalah karya fiksi yang basisnya budaya
Genre sastra horor, seringkali dipandang sebelah mata. Tak bermutu. Sebatas mengumbar sisi per-klenik-an dan sensualitas tanpa makna.
horor harus dipandang sebagai budaya yang sejajar dengan kebudayaan lain.