Yang kuperlukan bukan glukosa, rupanyaMelainkan cukup engkau sajaUntuk kupahami yang dirahasiakan senja
Siapa yang membaca puisiDi musim yang larut begini?Mengapa teka-tekinya begitu rupamelukai perpisahan kita?
Anjing-anjing dipanggil pulangOleh tuan mereka yang kesepianKini tinggal engkau dan lampu jalan
Sepasang cendawan di ujung pekaranganBercakap-cakap tentang musim penghujanYang belum usai meski sepi telah keterlaluan
Menertawakan perbedaanAdalah kebodohan yang diajarkanOleh siapa pun yang mengaku teman
Kadang-kadang sepi ituDitafsirkan keliruSeperti di hari yang laluAku melihat ketiadaanmu
Pada diri yang menuaAda bagian yang ingin terus beliaBermain bersamamu tanpa prasangkaBertengkar atau bercengkerama sama saja
Usah kaucari jawabanPada buku halaman belakangBukan begitu cara kita diskenariokan
Orang-orang mengatur strategiAgar terlihat di panggung yang tinggiTak mereka sadari, kelak tersiksa sepi
Akan kuusik kekuasaanmu dengan cintakuAkan kulunglaikan dendammu dengan maafkuAkan kusesakkan angkuhmu dengan senyumku
Tak aku katakan yang tak kumaksudkanTak kusembunyikan yang mesti ditampakkanTak aku ulang yang sudah kita akhirkan
Daun-daun yang belum lagi tuaBeberapa jatuh di tempat yang tak semestinyaLalu aku teringat teka-teki lama:Engkau ada di mana?
Lama sudah tak kulihat pelangiLalu pelangi muncul pagi iniTapi mengapa sebentar kemudian pergi?
Bagian yang mana lagiDari kekecawaan iniYang masih mungkin dimanipulasi?
Polisi tembak polisi Santri dikotori guru ngaji Ibu rumah tangga mabuk judi Tetangga mati dipersekusi Hari macam apa ini?
Gerah, ya aku gerahHidup yang baik telah dijarahBumi penuh kotoran para serakah
Berpikirlah panjangSebelum keterusanMemanjakan keinginan
Mestinya engkau bersedih hatiHidupmu baik-baik, tak pernah diujiTak cukup bekal ke tempat tinggi
PropagandaStandar gandaHuru-haraPetaka
Selalu dimulainya percakapan dengan:Apakah aku masih diperlukan?Aku tak tahu masa silam manakah geranganYang telah melubanginya begitu dalam