Nampaknya Saprol baru menyadari kalau doktrin yang mengajarkan untuk merendahkan orang lain itu memang ada. Tapi entah, apakah memang dibuat den
Sebuah kebingungan itu akhirnya terjawab di depan matanya. Sebuah pertanyaan yang melanglang buana ke sana kemari mengikuti pikiran Saprol kemana pun
"Hidup tanpa Tuhan?" tanya Saprol heran mendengar opini Lontang Lantung."Bisa saja... Tapi juga tak bisa," komentar Saprol.Perdebatan mengenai Tuhan m
Setelah melewati proses penjernihan pikiran yang sangat rumit; berdiam diri selama tujuh hari lima malam, menahan nafas selama berjam-jam, dan hanya m
"Ini bukan masalah sepele," Saprol berkata dalam hati. "Ini masalah yang sangat sangat sangat fundamental," tambahnya berusaha pura-pura serius bagaik
Saprol termenung pada malam itu. Sendirian, tanpa ditemani siapapun selain sebuah panci di sampingnya.Untuk apa panci tersebut? Tentu tak lain sebagai
Zaman memang punya keunikannya sendiri, dimana setiap masanya pasti terjadi hal-hal yang istimewa. Begitupun saat ini, yaitu saat dimana seorang bajin
Segelas kopi pahit dan sebuah asbak itu berdampingan bagai sepasang kekasih di atas meja. Sedangkan di samping meja itu seorang bajingan bernama Sapro
Saprol bukanlah manusia yang suka mencari keributan. Begitu pun memancing keributan, dia tak suka. Nyata, itu pernah terjadi ketika temannya yang bern
Mata Saprol merah. Terasa panas. Disebabkan terlalu lama memelototi kehidupan."Jangan sok jadi pengamat sosial begitulah, Prol," ejek Jendol Kiri, adi
Tak ada suara yang berarti pada malam itu. Hanya keheningan. Tapi bukan tak ada kehidupan.Dua orang yang sedang menikmati tiap hisapan rokoknya itu te
Sebagai pemegang peringkat pertama "manusia termalang di dunia" versi majalah Ta'im, Saprol sudah terbiasa menerima berbagai hujatan, cemooh, maki-mak
Saprol yang sedang tidur siang di suatu hari yang tenang itu, tiba-tiba terganggu oleh kebisingan di luar ruang tidurnya."Aduuuuh... Orang lagi menikm