Akhirnya hati itu tumpah ruahSejalan dengan lara yang membusuk sisakan nanarBenar saja aku sudah utuhMeski yakin tak lagi penuhTiba masa semua bersuar
Kepada aksara yang bertebar memenuhi lembar usangJanjiku ....Hanya mengenang masa lalu Untuk merangkai kisah tabuBerimaji seolah tak matiBerselang jed
Tetes-tetes air masih menggenang di balik gelapBersembunyi di antara lembutnya pulau awanMalu menatap jiwa penuh ratapEnggan mencumbu daun-daun layuSe
Satu;Berkisah seorang butaTragedi demi tragedi perlahan menghampiriIa curi kabar itu dari bisik-bisik alam yang jengah akan pongah penghuninyaMereka i
Detik ini, ada sebuah rasa yang lekang dalam dadaKejenuhan akan sebuah kosong di samping mataLantunan syair tak pelak kian menyayat nyawaRiuh redam ke
Fajar mulai menampakMataku terpejam erat-eratTangan, kaki, lumpuhDetak berpacu menikam jantungPeluh menetes satu-satuBeriring bulir menyusuri pipiIlus
Aku berbisik pada mentarinamun sengat panas kudapatkanAku berceloteh pada purnamanamun dingin ia hantarkanAku berteriak di antara gelapnamun senyap ad
Penggalan sekisah suram menghuni di balik kelopakmenghentak matapacu keluar air dari bendung kepedihantumpahmerambah di antara keakuanNamun,kenangan m
Jangan kau pandang parasSungguh, aku manusia biasaJangan kau pandang lakuAku tak lebih dari penipuJemari titipan ini kubuangLelah kulukis dosa berupa
Mengganaslah kebengisan tak berkesudahanRaut suci tergilas iblis bertopeng ArjunaBukan lagi perihal nurani atau asumsiHanya amarah kian membuncahTerki
Petik kecapi dengan belatiLantas melantun harmoni kematianDengarlah sunyi dawai tersapu bayuSyahdu melambai penuh ketabahanMengais harap di sela nadaD
Samar tercetak nama dalam naskah Lirih kuucap di tepi malam Beriring degup tiada genap Baringkan mimpi di pulau mati Bait demi bait terukir suciT
Aku ingin tenang tanpa namaTerasing dalam ingatanTanpa melodi kematianAku ingin tenteram tanpa masaTerlupa dalam kenanganTanpa tangis kehilanganAku in
Musim itu ....Waktu paling beku di penghujung bulanTak ubahnya tubuh kaku depan matakuBegitu pongah menantang kehidupanYang kau sangka benar adanyaSea