"Siapa namamu?""Itu tidak penting.""Siapa namamu tuan?""Nama hanyalah cerminan asap, itu tidak penting
Lirik sepasang mata senja, Menawan seperti warna matahari, Paras yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata
Selamat datang para pendosa, di tanah terkutuk, buang hatimu jauh-jauh di kutub
Tidak pernah ada surat dan suara yang sampai dan terdengar
Matahari ingin Bumi mengakui sinar terangnya
Tanggung jawab Bulan yang tak pernah purnama
Di lautan kepiting yang tak terlihat dasarnya, di dalamnya tersembunyi cerita pahit
DI dunia ini hanya ada satu hal yang pasti terjadi
Delu frustasi karena hasil gambarnya tidak ada yang bagus.
Tidak pernah ada kisah yang berakhir bahagia, memang benar kata Dunia
Dunia mengutuk mereka, kini mereka telah tiada
Biru, dan merah muda. Mereka bersatu untuk menghasilkan ungu, sang pemimpi dan peraih mimpi itu.
Apa mungkin jika kembali seperti dahulu? Aku harap begitu
Sang gagak seolah tak peduli Dia seperti telah berhasil menjalankan misi
Wahai sang merpati, kapan kau akan kembali? aku akan tetap menunggumu di sini
Jika uang adalah waktu. Maka sudah kuhabiskan seluruh tabunganku hanya untuk menulismu dan hanya untuk untukmu
Orang yang mencintai langit tidak perlu menaklukkan seluruh langit, mereka hanya melihatnya dari jauh
Kembang api warna-warni mewarnai gelapnya langit malam, namun ada satu kembang api yang terlihat berbeda...