Timnas jangan difitnah dan dicaci maki. Tolonglah...beri kesempatan.
Rosacea adalah penyakit kulit kronis yang dapat berdampak besar pada kesehatan fisik dan emosional penderitanya.
Kasus Mega Korupsi IIzin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk sebesar 271T yang fenomnal?!?!
Setelah menjalani pemeriksaan sebagai saksi sebanyak dua kali di Kejaksaan Agung, apakah status aktris Sandra Dewi bisa menjadi tersangka?
Praktik korupsi yang dilakukan oleh para pengusaha tidak asing lagi didengar.
Hidupnya yang sederhana meskipun memiliki kekayaan melimpah, Suami Sandra dewi ternyata melakukan tindak pidana korupsi!
Kasus korupsi timah yang seret Harvey Moeis dan Helena Lim dimulai pada tahun 2018 sampai dengan 2022.
Lengahnya pengawasan pemerintah hingga menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 271 T
Lagi-lagi kasus mega korupsi di Indonesia dan menjadi viral bukan hanya karena jumlah potensi kerugian negara yang fantastis sebesar 271 triliun
tragedi Sandra Dewi-Harvey Moeis seolah sudah dikisahkan Rama Mangun dalam Burung-burung Manyar, tahun 81 sudah bicara komputasi curang
Kisah Omjay kali ini tentang video guru honorer di tiktok yang sujud syukur karena dana sertifikasi beliau sudah ditransfer ke rekeningnya.
Korupsi Tambang Ilegal PT. Timah jerat Crazy Rich Helena Lim, Harvey Moeis dan dugaan Robert Priantono Bonususatya Aktor Utama
Tertangkapnya Harvey Moeis krn kasus korupsi besar menandai akhir keglowingan keluarga Harvey-Sandra. Sebuah fenomena menarik dunia glowing kita now.
Akun Dewi Sandra banjir komentar negatif yang mencaci maki tentang korupsi yang dilakukan suami Sandra Dewi.
Kasus korupsi tata niaga komoditas timah yang melibatkan Harvey Moeis dan sejumlah tersangka lainnya merupakan cerminan nyata akan bahaya korupsi.
"Keajaiban Harvey Moeis: Kebaikan tanpa batas, dilema etis yang mencengangkan. Sandra Dewi menyampaikan kisah inspiratif."
Pamer kekayaan secara berlebihan di media sosial ternyata bisa berujung petaka. Menyengsarakan diri dan keluarga. Bahkan, berakhir di penjara.
Beberapa kali, atau mungkin sering, netijen berkomentar di laman berita milik media mainstream berupa "nggak penting" atau "buat apa sih beritain kaya