Buku Cetak Sri Patmi: Senandung Rindu Untuk Ibu (Titik Temu Kematian dan Kelahiran Cahaya Jiwa)
Lebaran kali ini sungguh sangat dilema. Banyak sekali keluarga yang terpisah karena mungkin bekerja keluar kota atau yang lainnya.
Hay sahabatku Nia apa kabar? semoga kabarmu beserta keluarga dalam keadaan sehat. Saya dan sekeluarga di Yogyakarta Alhamdulilah sehat.
Nin sapaan pendek akrabnya dan Ninin adalah kepanjangannya, punten, setelah ditimbang-timbang tentang permintaan Nin di surat yang lalu
Tidak mudik dulu merupakan langkah yang tepat. Protokol kesehatan harus ditaati. Kabarnya, di kampung pun sudah ada yang terkena virus pandemi.
Belum dapat aku meneruskan jejak langkah dan perjuanganmu. Tempat itu kini sebegitu sepi setelah hampir dua tahun tanpa hadirmu
Dalam surat tersebut saya menitipkan bapak dan ibu serta berharap mereka sehat tak kurang suatu apa. Saya juga menyebut nama Mas Gino,
Dear Keluargaku, Kita Berjumpa Video Call Dulu Meski Kangenku Sudah Tidak Terbendung
Jelas ia takut membebani pikiran ibu yang sudah sepuh. Apalagi pertengahan lalu beliau sempat didiagnosis menderita batu empedu, itu sangat bisa jadi
Pilihan saat ini ada pada kita. Apakah kita ingin terbilang dalam jumlah penderita yang tak sedikit itu, atau memilih menjadi pribadi yang tetap sehat
Sanak Saudaraku di Kampung Halaman, Kalian Bintang Terindah di Langit Malam Idul Fitriku
Cukup sekian dulu rindu yang tersurat dari kami. Semoga kalian disana selalu sehat dan dalam lindungan-Nya. Semoga, kita juga bisa segera berjumpa.
Melalui surat ini kusampaikan kepadamu dengan penuh rasa rindu dan sejuta penyesalan, kalau lebaran tahun ini aku belum bisa pulang kampung
Makanya Sari bisa ngobrol langsung dengannya. Sari dan keluarganya juga bilang lebaran sekarang mereka tertahan di Bandung.
Berhubung yang tinggal diluar negeri dan di Semarang adalah adik, maka surat yang tepat ditujukan pada kakakku yang bekerja dan tinggal di Jakarta.
Wahai Adik, ternyata kisah di sana benar-benar berbeda dengan kita. Seketika memasuki ruangan pabrik, segenap cerita yang hadir di telinga Abang
Aku kontak si tukang brownies gambar mesjid itu. Ternyata dia mau dibayar pakai Gopay. Aku minta kuenya sudah jadi pada H-2. Supaya Fidel senang.
Sebelum dikenal kartu lebaran, zaman kakek saya dulu menggunakan kartu pos untuk mengirim kabar hingga ucapan selamat.
Dia paham saja kalo adik iparnya ini sedang bokek. Ha ha...Paling tidak aku yakin, dia juga menyambut baik rencana aku pindah ke tempat kalian.
Buk, kulo nggih sadar umur njenengan ngih soyo nambah. Soyo tahun soyo sepuh. Artine nggih soyo suwi soyo cedhak antriane.