Sebuah Puisi tentang ucapan Terima kasih untuk tubuh yang selalu ampuh menahan beban hidup
Sulit untuk bernapas, bebas untuk berhembus kemana saja
Tahun kelabu yang ku lewati sebelum datangnya hari ini
Teknologi dan peradaban semakin canggih Masyarakat jelata hanya bisa memiliki Juga menjadi konsumsi sehari-hari
Biarlah rindu ini kupupuk dulu, hingga waktu sang pencipta mengizinkan kita kembali bersama, dan ku sematkan rindu di jidatmu
Puisi ini tentang rindu. Ya,, rindu, rinduku yang terus menggerutu kala jarang sekali kita bertemu:v
ada seorang bertopeng muncul dari sudut panggung menyela permaina
seandainya saja wajah magrib penuh rindu mungkin ruang kasih penanggungan jadi akhir bersemayamnya doaku
Kau ku ingin papan kecil, di tengah rak buku, kuingin kaumeletakkannya, tapi, jari-jemariku melayang sendiri mengatur pergi membawa catatan.
Kita sebagai warga wajib mengkritik negara yang tampak salah arah. Pun dengan berpolitik, kita juga boleh ikut menimatinya.Namun, tidak lantas kita me
Kau merindui dengan wajar.Kau tahu selesai namun belum berakhir.Katakan padaku apa yang pikiranmu sedang arahkan.Aku ingin terlibat dalam ikatan itu,s
Sudah ritual tahunan. Bumi tenggelam di bawah kaki-kaki kaum pagan manusia melaut di tanah-tanah lapang, club malam dan pinggiran jalan bebunyian te