kuajak berlarireruntuhan yang sepinamun ia tetap sunyi kuajak mengertipuing-puing bernadinamun ia tetap menyendiri kuajak berhenti langkah i
letih penaku mencari jari-Muia sudah kelelahan diikat tali rinduia menyusuri panjangnya halaman zamandengan buku lengan legam yang bersilangan te
lelaku malamjadi penghias juta berbintangrapuh ketika bulan tenggelam petuah malambercahaya menembus kilauanmenciptakan rona warna warni di halam
cir gobang gocir berlari-lari di planet kenthir di sini intelektualita boleh nyinyir ting pontang panting tulang hati dibontang banting sakitnya
kita semua terlahir sebagai anak-anak merdeka menghirup bumi dan tanah air khatulistiwa tempat terindah untuk bercengkrama semoga kita bukan
mari berbahasa dengan seindah-indahnya nada agar jiwa dan rasa tetap penuh cinta mari memainkan kata dengan jujur penuh wibawa bukan dengan bisa
kita tak diciptakan untuk saling memaksa akan tampak aib bangsa ketika saling mencela mari duduk menghampar setikar bersama barangkali saja gelap
mari mengangkat kedua lengan dan menadahkannya kepada Tuhan agar bangsa ini selalu diberi kemenangan mari menundukkan segala keangkuhan agar bala
hallo K, apa kabar kemarin-kemarin rasanya ada tapi saat dicicipi kok tak ada hallo K, syukurlah setelah optimasi sistem dijala
ketika mulutmu berbisa ia akan menumpahkan kata-kata dosa menyerang, memfitnah sampai lebaran domba ketika di hatimu diduduki sang durjana tutur
apa kabar K kuharap kamu baik-baik saja ya aku mengamati kamu K malam, pagi siang, sore dan malam juga hallo K yang kece dan sensi kamu ingat set
Geli bacanya sempurna tulisannya daku tertawa akhirnya, kesadaran membentuk kesan tapi tidak melupakan penjunjungan kepada apa saja yang menjadi
berbaris satu-satu putaran zaman digerus waktu hatiku, jiwaku ditikam rindu berjajar satu persatu pusaran waktu bergores biru pelangi itu berwaja
Hei Bung ini Indonesia Raya bukan hanya pulau Jawa Hei Bang Indonesia milik bersama bukan punya Batak saja Aduh Mas di seluruh pulau ada nas
inilah jogja yang menjadi kota kedua entah kenapa jiwaku di sana masih di tempat yang sama pijak kaki tercecer di sana tempat leluhur merupa jiwa
sementara diam termangu ketika keluguan dan kebodohan bersatu saling berhadapan lalu berseteru jelas aku termangu menyaksikan zaman yang terbelen
gujes gujes gujes suara itu melenakan 9 jam di perjalanan gujes gujes gujes ban dari besi bernyanyi menyusun harmoni hati gujes gujes gujes
lagi dan lagi ibu pertiwi menangis lagi ketika anggaran negara dikorupsi lagi lagi tertangkap lagi gubernur, walikota atau bupati padahal mereka
ketika insan merindu sesuatu ada gelora hasrat nan menggebu seperti bara yang berujung abu punggung sunyi kembali mengemuka dari rasa ia mencoba