Sang lelaki memutuskan untuk menyambut pagi dengan berseri. Ia ingin menjadikan hidupnya berarti.
Udara mengadar nyaris tanpa hembusan Kabut-kabut tipis cerai berai tak karuan Aku memanggil-manggil namamu ketika keheningan menyeruak
Pujianmu seperti buritan yang mendorong perahu ke lautan Tetapi amarahmu bagai badai yang menghantamnya.
Pisau takdir masih terus mengukir Menggores kenyataan dalam kehidupan Mencongkel paksa peti yang telah lama terkunci
Datang tiba-tiba tanpa diprediksi, menerjang seluruh sendi kehidupan meluluhlantakkan pertahanan diri.