Berputar tanpa henti, jarum jam, Mengiringi detak jantung dunia
lalat demokrasi hengkang dari sampah berbau bangkaiangin sepoi mengirim aroma busuk,larva kampanye para calon menempel pada gubug roo di surau-sura
Puisi yang bercerita tentang kita adalah gelombang di dalam diri sendiri
Bibir yang pink anugrah sedari lahir itupun kau balutlagi pelembab bibir merk lokal, wah semakin mempesona!
Kebajikan mana yang kau ingkari ?Akankah terus seperti ini ?Tak pernah ada padi yang meninggiKini kau tanggalkan dendam abadi &nbs
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)31 Agustus 2020
Hidup ini masih berlanjutMengabdi pada perjalanan tabuPerasaan dan emosi pun berteriakPengkhianatan yang dirasakan mengubah jalan pikiranHak-hak yang
Mereka bersuka walau banyak dosaMengatasnamakan Pancasila tanpa rasa kemanusiaanDalam perilaku mereka khianati PancasilaWalau ada penyesalan namun tak
Senja pancarkan sinar oranye kekuninganSejenak terbayang wajahmu menawanHembusan perkara tak kunjung sirnaApakah selamanya dunia diselimuti perkara ?T
Mimpi tetapkan tujuanDikala surya pancarkanTak layak mereka bersukaTatkala kami dalam deritaHarapan tak lagi dikenangHarta Tahta jadi tujuanTak bisa l
Sampaikanlah pada merekaKini aku ingin jawabanKeresahan ini makin bergejolakSiapa sebetulnya mereka ?Siapa "orang-orang bertuhan" itu ?Sejatinya merek
Satu-persatu tangkai terlukaDedaunan terhempas harapanDiskriminasi ini merayapMelewati tembok kemanusiaanNilai moral manusiaTerbungkus aliran liberalT
Adakah perdebatan malam ?Ketika semua telah terlelapMenanti fajar datangPemuda bersama citanyaAdakah kebenaran disana ?Persimpangan jalanPenarik iba m