Pantun KulinerSetelah beegalau-galau ria lewat pantun galau. Yang sebelumnya berliterasi lewat pantun
abarnya januari - januari terus mencari diksi, pagi hingga siang hari, tapi hujan tak henti, sehingga puisi yang kau tunggu belum usai.
Percayalah! Aku tetap satu tujuan, Mengejar hati sampai tak ada jarak, Karena engkau sebuah jawaban dan sebuah titik harapan
Sepertinya kau juga butuh hujan seperti jalan raya, atau embun saja untuk mendinginkan ubunmu Ming.
Matahari menangis dalam pelukanku, menumpahkan airmata derita serupa magma.
Cintaku padamu buta. Aku tak bisa melihat kamu siapa. Tetap saja rasa ini untukmu. Walau ini hanya khayal. Membunuh kewarasanku.
Baru keluar uang miliaran rupiah, langsung pamer. Beli cemilan mobil mewah, unggahan medsos dibuat gagah.'Lebay" kata kucing tetangga."Belagu" komenta
Entahlah. Entah sudah berapa lama kaki membatu di luar sana. Tanah tempat berpijak bagai adonan bara, burung dan bunga kamboja berbisik dengan nada cu
"Kekasih aku mencintai mu" Dengarlah kekas
Hai, sudah lama kita tak saling bicara, tak lagi bertatap muka. Apa kabar, manisku? Sosok yang dulu selalu hadir ketika Aku terjatuh, gelisah, dan but
Di mana tempat sepi dijumpai?Aku menjumpai di tempat-tempat riuh dan tergesaDi antara deru kereta yang berlari dan penyapu jalan yang menghindari pagi
Nduk, hari ini hari ketujuhSemenjak kita antarkan ibumu ke sareanTertidur di pangkuanNyaTerlelap di tanganNyaKita di sini, di sisinyaBertanya kabarnya
"Aku masih akan berdiri di sisi jauh kematian, sejauh dimungkinkan," gelakku dalam kegamangan
Seandainya. Tengah malam adalah irama alam. Kan ku pesan terangnya kunang-kunang sebagai bekal.
1#kabut pagi tak beranjak pergi dari beranda masa lalu. terhenyak merenangi kisah-kisah dulu, dalam pelarian rindu tak berpintu.tentang kegersangan je