Rumah panjang atau sering disebut juga rumah lamin atau rumah betang menjadi simbol kehidupan kolektif dan kearifan lokal suku Dayak.
Bagaimanapun filosofi balale' dan nilai budaya gotong royong dalam arti yang umum justru menjadi syarat perkembangan dan pembangunan suku Dayak. Karen
Dalam tulisan saya tentang Filosofi Orang Dayak (Part 1 of 3) terdahulu, saya mengakhirinya dengan filosofi balale', maka dalam tulisan kali ini saya&
Bangsa Indonesia kaya akan keberagaman budaya, kesenian, kerajinan dan bahasa daerah. Kenyataan itu membuat bangsa Indonesia menjadi sangat unik dan m
Mungkin ketiadaan frasa atau kata "terima kasih" dalam bahasa Dayak inilah yang menjadi salah satu penyebab orang beranggapan orang Dayak itu kasar.
Di Kalimantan Barat sendiri keberadaan rumah panjang masih tetap terjaga kelestariannya.