Memang ada hal-hal yang tidak diinginkan tetap terjadi, karena memang harus terjadi. Pula hal-hal yang tidak ingin diketahui. Seperti melepaskanmu.
Di malam yang paling buta, kepalaku masih betah berjaga. Sekali lagi, ada begitu banyak tanda tanya, lebih dari satu, dua, dan tiga.
Kita akan menemukan bahwa kemungkinan adalah kesempatan, kesempatan untuk mendapatkan kebahagiaan.
Semanis dan seindah apapun perpisahan, ada cerita yang sejak detik itu berubah menjadi kenangan.
Aku ingin kamu tahu, mungkin aku memang sudah terbiasa, terbiasa hancur dan perlahan melebur.
Perihal ditinggalkan, dengan atau tanpa menanggalkan kenangan sama-sama menyakitkan. Dan sama juga, menyisakan kesunyian.
Hati yang patah itu tidak selamanya. Hati yang patah adalah cara Tuhan menyelamatkanmu dari orang yang salah.
Dewasa memang tak seindah itu. Semakin kamu dewasa, semakin kamu dituntut untuk selalu terlihat baik-baik saja, meski kamu sedang sehancur-hancurnya.
Atas semua perjalanan yang belum atau sudah kau lakukan, percayalah bahwa kamu tidak sendirian dalam berjalan.
Aku ingin kamu tahu, kalau jika jatuh karenamu saja aku tidak dengan senang hati, untuk apalagi kamu aku pilih.
Sudah jelas sekali kalau aku bukan siapa-siapa, namun izinkan aku menyapamu walau aku bukan siapa-siapa.
Kata demi kata telah kubaca. Sampai akhirnya, dalam figura kenangan muncul sebuah foto lama.
Cinta adalah bahasa yang hanya dimengerti oleh rasa. Bagiku ia melampaui segala pengertian dari kata-kata.
Hidup memang tidak adil, namun bukan berarti ketidakadilan merenggut impian dan harapan.
lelaki itu juga manusia, punya hati dan rasa. Juga penuh kerentanan dan ketidaksempurnaan. Hanya saja, tidak ditunjukkan pada dunia.
Aku sudah tak tahu lagi apa yang harus ku tulis, atau untuk apa lagi semua yang sudah kutulis. Benarkah sudah berakhir?