Lampu-lampu sorot belum padam. Namun, satu per satu manusia yang singgah mulai melangkah pergi. Aku dilupakan, ditinggalkan, dan kesepian. Aku t
"Kemarilah, lelaki perindu wanita! Kau dan aku adalah pendosa tiada tara." Sanumerta luluh. Kebutuhan jasad menuntut penuntasan. Merampok bukan pekerj
Aku hanya alat untuk melampiaskan kekesalan.
Kau hanya pasrah saat satu persatu tubuhmu terenggut jari keriput milik Dhian."Gusti, bocah ini main kemana sih?" gerutu perempuan bergamis ungu tanpa
Namaku Ganthari, terlahir sebagai perempuan desa dengan beribu aturan. Namun, bukan berarti aku harus menyerah, dan pasrah melihat anjing anjing
Aku berdiri, memandang gelombang manusia. Tak mampu, keangkuhanku dipaksa tundukkan wajah.Luluh lantak segala kepongahan. Mengakui kelemahan. Aku baga
Adalah aku,perempuan sepi Tertikam tajam hukum tanpa mata Sendiri menangis nir airmata Ratapi nasib berkalang nista Bukan tanganku
Setor tugas hukuman striptisAku melemparkan sepatu berhak tinggi usai berlenggak-lenggok di tengah kepul asap dan botol alkohol.Dari atas panggung kec