Hanya ingin meromantisasikan seorang pria yang kupanggil dengan sebutan "Tuan".
Sebagai bagian dari generasi Z, aku benar-benar menghargai betapa pentingnya menjaga kesehatan mental.
Menanggapi romantisasi gangguan mental yang merupakan fenomena umum, banyak terjadi di media sosial.
Terimalah dirimu apa adanya, cintai dirimu seutuhnya tapi jangan lupa untuk perbaiki sikap dan sifatmu yang agak buruk itu
Ada rasa yang tak sanggup membusur karena bathin tak merelakan ia terucap
Cinta sejati dan Romantisasi: Menggali perbedaan antara cinta yang tulus dan harapan yang tidak realistis dalam hubungan.
Cinta sejati dan Romantisasi: Menggali perbedaan antara cinta yang tulus dan harapan yang tidak realistis dalam hubungan.
Temani aku yang terjatuh, oh wahai pujaanku, Di dalam gelap malam, di saat badai datang menghantui.
Toh, namanya romantis kadang memang terkesan tak logis. Iya kan?
apakah romantisasi ini sebenarnya menghormati dan memahami kompleksitas gangguan mental, ataukah hanya menjadi permainan berbahaya yang merusak?
Wajarkah menganggap gangguan kesehatan mental sesuatu yang estetik?
Diagnosis adalah label yang diberikan untuk penyakit atau masalah tertentu yang mungkin seseorang miliki.
Faktanya adalah bukan kita takut untuk mendengar kata "tidak" tapi menghindari untuk mendengar sesuatu yang lain yaitu penggambaran diri menjijikan.
Sheila on 7 juga menjadi salah satu band yang menemani saya sejak masa anak-anak, remaja awal dan akhir, memasuki usia dewasa awal, hingga sekarang.