Ruh, tenangkan dirimu dalam bejana janji pasti bahwa burung terbang karena punya sayap dan ekspektasi bukanlah sesuatu yang harus pasti ruh, ke
bulan pecah di tenggorokan paruh malam tercekik di tengkuk asma gelora membabibuta duhai kasmaran yang goyah diterpa angin subuh kukandangi de
Judul Buku : Rindu itu Koma Sub Judul : Kisah Kecil Epilepsi Penulis : Adhy M. Nuur Pen
TIGA pohon cempedak di belakang rumah tinggal Kyai Mastur sudah berbuah. Ustadz Nanang meminta Koma dan beberapa santri untuk memanennya. Sisi beronta
Lima Puluh Empat ~ Dilema ~ Tak seperti ibarat menggigit cabai, detik itu digigit beberapa detik kemudian terasa pedasnya. Semua butuh proses, but
Lima Puluh Satu ~ Modus Operandi dan Surat Cinta Saduran ~ Sebagai pengagum yang jatuh cinta tetapi tak berani berbuat banyak, Koma hanya bisa men
Empat Puluh Lima ~ Jurig Bonge dan Suara Gaib ~ Tiga pohon cempedak di belakang rumah tinggal Kyai Mastur sudah berbuah. Ustaz Nanang meminta Koma
Empat Puluh Tiga ~ Teror Paling Menakutkan ~ Tujuh tahun kurang Koma terkungkung dalam dinginnya sel penjara. Bukan keberuntungan yang berhasil
Empat Puluh Satu ~ Mencicipi Kegagalan ~ Koma terjaga mendengar kegaduhan khas terminal, suara kondektur, calo-calo bus dan para pedagang asongan
Tiga Puluh Tujuh ~ Mat Boncel: Ibu yang Lahir dari Rahim Koma ~ Dua bulan berlalu, kerinduan itu mulai merasuk. Selama ini tak begitu kentara tera
Tiga Puluh Satu ~ Eksploitasi Bocah ~ Tombol kendali sudah dalam genggaman Tarya. Kapan saatnya dibutuhkan, tinggal tekan saja. Tarya kian berapi-
Tiga Puluh ~ Tombol Kendali Perubahan ~ Sejak kembali dari rumah sang Malim, Koma menjadi lebih pendiam, penyendiri, cenderung berkata-kata seper
Dua Puluh Sembilan ~ Bintang Benjang ~ Iringan tetabuhan kendang disahuti lengkingan terompet terdengar di kejauhan. Harmonisasi musik begitu dina
Delapan Belas ~ Catatan Dokter ~ Sesuai janji minggu lalu, siang ini Asih akan menerima hasil pemeriksaan dari dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin. K
Dua Belas ~ Si Gila dan Persalinan Prematur Dramatis ~ Jam tiga pagi, kali itu persiapan berjualan diambil alih Asih, sementara Mak Acem masih di
Tujuh ~ Cinderella di Cicadas ~ Bandung kala itu usai dilanda musim hujan paling mengerikan selama lebih dari sebulan, padahal seharusnya sudah ma