Mampukah Xanh SM merebut hati pelanggan Jakarta? Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun, satu hal yang pasti: revolusi hijau telah dimulai.
Pilkada 2024 mengusung Revolusi Hijau, mendorong calon pemimpin untuk fokus pada keberlanjutan, namun masyarakat perlu realisasi janji mereka.
Revolusi Hijau yang digaungkan pemerintah Orde Baru di era 1970-an ternyata masih menyisakan pekerjaan rumah yang besar di bidang pertanian Indonesia.
Revolusi Hijau dan Revolusi Biru: Implementasi dan Dampaknya Bagi Kehidupan
Green Jobs menawarkan kesempatan untuk bekerja dengan tujuan yang lebih besar, yakni melindungi dan memulihkan lingkungan kita.
Perubahan iklim bukan lagi sebuah ancaman, namun sebuah kenyataan mendesak yang membentuk kembali lanskap politik global.
Masyarakat, secara keseluruhan, memiliki peran penting dalam mendukung perubahan ini.
Kita hanya punya satu bumi. Mari bersama-sama berkomitmen untuk menciptakan perubahan positif yang akan membawa kita ke masa depan yang berkelanjutan.
Kita harus memulai proyek dekonstruksi dengan mengkaji secara menyeluruh esensi inti dari keberadaan kolektif saat ini.
Apa yang terlintas ketika mendengar "Revolusi Hijau" di Indonesia ? Pasti akan mengarah pada orde baru.
Teknologi telah menjadi solusi pada Revolusi Industri 1, atas ekses PD 2, dan kelaparan dengan Revolusi Hijau 1.
Ancaman penjajahan gaya baru penyedian sumber pangan di tangan pemburu rente perusahaan pangan transnasional
Indonesia kehilangan ciri khasnya sebagai negara agraris, maka dibutuhkan ide baru untuk mengembalikan julukan Indonesia itu.
Meningkatkan produktivitas pertanian dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi demi meminimalisir permasalahan yang ada pada pasca panen.
Daerah Kabupaten Gunung Kidul yang terletak di selatan provinsi Istimewa Yogyakarta menyimpan berbagai kisah kelam mengenai kondisi sosial masyarakat&
Melalui riset, pengembangan, dan sosialisasi, seluruh penggiat pendidikan termasuk mahasiswa dapat turut mewujudkan kedaulatan pangan demi lestarinya&
Ditemui beberapa waktu lalu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono, mengungkapkan bahwa saat ini