Mitos Ketahanan yang selama ini dianggap benar oleh masyarakat, tentang bagaimana seseorang merasa tangguh karena hidup tanpa stres. Benarkah begitu?
Apa modal penting yang perlu kita miliki untuk dapat bertahan menghadapi tantangan zaman yang kian berat? Resilience.
Dimulai dari bencana pandemi Covid-19, perang Rusia-Ukraina yang memperburuk situasi pasca pandemi, dan berakhir dengan resesi global.
Kualitas resilience dapat kita pelajari, gali, dan latih.
Bagai "David mengalahkan Goliath", tim Perancis, sang Juara Dunia yang bertabur bintang dikalahkan oleh "tim medioker" Swiss.
ada 3 (tiga) hal yang perlu diperhatikan dan menjadikan fokus dalam membentuk Resilient Organization
Ilustrasi / Sumber : Unsplash.com (Mi Pham)Melatih anak-anak untuk menerima serta berani menghadapi kondisi-kondisi yang tidak ideal merupakan titik p
“Saat ini Semarang telah menjadi bagian dari 100 Resilient City, sebuah program dan jaringan 100 kota di dunia dalam meningkatkan ketahan
[caption id="attachment_337212" align="aligncenter" width="600" caption="Yogyakarta saat hujan abu letusan Gunung Kelud (14 Februari 2014)"][/caption]