Tulisan nasib itu selalu samar terbaca. Jika tidak senantiasa berusaha
Ketika gulungan ombak datang ke permukaan, Menyeretku bersamamu ikut terbawanya
Kubiarkan engkau Seperti itik yang pergi pagi Mengurai harapan
Aku menunduk menatap bumi, Bumi adalah rumah untuk kembali
Teriknya mentari serasa membakar kulitku kelam dan semakin kelam.
Aku merenung, Apa aku akan tetap seperti ini?