Puisi "Renjana" membawa kita menyelami kedalaman hati yang merana, di mana kesunyian dan kepedihan bercampur dengan kerinduan dan harapan.
Aku terjatuh. Ingin kembali berlari. Namun kaki ku terkilir.
Renjana yang berjung lukaUntuk kita yang saling menyimpan rasa
Bertemu tanpa jumpa sebelumnyaJabat tangan gugup rasanyaberat rasa menatap matagemetar diri hingga mati rasaPulang ke tempat istirahat
Lantaran kepalang basah terlanjur sudah, apa hendak dikata ...
Bercerita tentang sebuah penghianatan dialami oleh penulis, meski begitu penulis tetap tidak mau terpuruk dan menjalani hidup dengan baik
Kusimpan renjana ini tanpa nama Di bawah rembulan yang tertutup kabut malam
Renjana mengisi kekosongan hati yang membangu jiwa yang tertinggal
Bagiku biarlah ku tak tahu apa upah pahalaku, asal ku tahu apa sangsi jika ku tak melakukan perintahMU, biarlah hatiku selalu syahdu dalam renjanaMU
renjana perempuan gila dengan rayuannya kepada bestari
Seseorang yang dalam hatinya menyimpan dan mempunyai rasa rindu kepada seorang perempuan namun hanya diungkapkan melalui lembaran saja.
Tentang rindu anak rantau pada ibunya. Ia hanya bisa mendekap renjana sambil terus berkelana.
kala malam semakin larut hatiku bertambah kalut bintang yang bertaburan turut menyaksikan
Sungguh tak dapat dimengerti mengapa cuaca jadi sekacau ini berharap segera turun butiran hujan
Kamu adalah keindahan milik Tuhan
Seorang hawa meringkuk kesakitan, penantian yang dikandung keluar menjelang.
Dirga dan Renjana akan membawa kalian menyusuri kisah kasih mereka berdua yang begitu unik. Tunggu apa lagi? Ayo ikuti kisah mereka berdua!
Ungkapan asa mempertemukan rasa, menapak kesunyian menantikan esok
Renjana itu entah sudah berapa lama singgah di sana Sudah berapa purnama yang dilewati untuk menebus
Kelas Belajar Menulis Nusantara yang merupakan kelas pelatihan belajar menulis di bawah naungan APKS PB PGRI sudah memasuki gelombang 28, pertemuan 2
