Di bawah langit yang berhiaskan bintang,Rembulan memancarkan sinarnya yang terang. Gejolak hati tak dapat dibendung lagi
Menyapa langit malam adalah pelipur, dari hiruk-pikuk dunia yang menumpuk,
Saat fajar mulai merekah, anak pondok terbangun dari tidurnya.
keindahan sang kekasih yang di analogikan menggunakan rembulan malam
Malam itu, Ridwan duduk sendirian di atas bukit, ditemani angin malam yang sejuk dan suara jangkrik yang riuh. Ia menatap ke langit, memandangi bulan
mentari di ufuk senja melambaikan salam perpisahan, menyambut datangnya rebulan yang memancarkan cahaya keemasan. Kita sambut hilal 1 Muharram 1446 H
Puisi: Meneropong Hati Nurani Rembulan dan BintangKu tatap rembulan dan bintang di malam sunyi
Rembulan menyaksikan luka jiwa dari langit yang gelisah. Ia diam, menjadi saksi bisu kebohongan dan keputusasaan, tanpa menawarkan harapan sejati.
Pagi ini rembulan tak biasa Cahayanya lebih terang dari biasanya
Sekadar menggoda aksara yang dijejer dengan makna tak tentu adanya
Setiap orang merindukan rembulan. Rembulan di hati adalah milikku
Sebuah analogi jawaban dari sebuah pertanyaan tentang rindu.
Di tengah malam yang sunyi, ketika dunia diselimuti kegelapan, sebuah cahaya misterius muncul di langit.
Menyinari bumi sepanjang masa, Mengiringi kehidupan dalam terang.
Apa yang bisa coretan puisi sampaikan kepada nyonya, di sana
Rembulan yang cerah itu sedang berteman dengan lautan awan
Allah bercakap dengan kita di saat sholat. Mari kita sholat, jangan terlewat
Puisi ini ingin menyampaikan bahwa cinta adalah perasaan yang indah dan suci.
Dalam kegelapan malam yang sunyi, bulan terang benderang sebagai penjaga keindahan dan inspirasi. Kecantikannya yang memukau menghadirkan kedamaian
Semilir angin malam menghamparkan indah, Di ujung senja yang takkan terlupakan. Rembulan datang dengan wajah tulus berseri, Menerangi rintik hujan