Waktu bergerak bisu Pada daun yang jatuh Pada bumi yang basah Pada renjana yang patah
saat sang petang perlahan tiba dari balik-balik rimbun akasia duduk bersandar aku sedikit rebah
Matamu membuatku rebah. Seluruh wajahmu hamparan sajadah. Menatapmu menjadikanku salah tingkah. Setiap sudut wajahmu meredam gundah
Rumusan tidak ditemukan. Semua menjadi refleksi yang sarat akan makna.
Tetesan Embun . Setetes Embun. Setitik Embun. Tetesan
Puisi ini terwujud melihat betapa agungnya perem(puan)
Puisi "Di Empat Persegi Tanah", berisi pesan pengingat untuk tidak lupa mempersiapkan bekal kebaikan yang akan kita bawa menghadap Sang Maha Kuasa.
Selamat jalan lelaki penghuni seribu bukit, selamat tiba di singgasana abadi
Selepas HujanUdara menjingkat memenuhi berandaMemenuhi ruang-ruang basahAnak-anak kecil masih hikmat berlarianMengejar mimpi-mimpinya semalamYang diya
Aku menyukai keadaan ini.
Oleh Ilham Q. Moehiddin Kau tahu darimana aku ada Aku terlahir dari dentuman cinta Dentuman yang merubuhkan rumah kakekku Kau tahu dar
Istilah sahabat saya, "Kamu itu rebah!", Baru-baru ini , saya masuk rumah sakit lagi, semua bilang saya sakit karena stress, saya sendiri pun hampi