Tetesan ranjang usai mengalir, buah senandung Anno 2005, jelas itu takkan terjadi ? kalau, terbungkus asa mengikis sengketa dan diam Terti
sepi lagi sorai topeng bengis nampak menyeringai tunggang langgang usapi jelaga wajah lenyap menahan putaran waktu terkikis bengis… tragis tertel
topeng satu wajah wajah topengnya topeng wajahnya adalah… ~ baca juga ini : hampa asa renta wirid malam gumam hati peran kanabar sa
apalagi,… tak berbeda wajah batang hati buah mata niat hati pun lekang dari nurani setitik tajam ujung jarum ~ kanabar sabiti, 23082011
wajah debu angin membentuk mumi topeng diri tak kenali menjelma seribu wajah yang satu surut ingsut langkah menapaki jejak berbalik bugil menangga
liat, bongkahan dada mengembara, terlukis bayang hitam kasih mentari pun tersapu, menguap tanpa sekerat kata ~ kanabar sabiti, 24082011 pagi
dingin bagunkan malam nyenyak melepas peluk ranjang jati tua semilir angin berganti hempas di balik tirai menggayuh daun kelambu menari perlahan b
Kabut sore berarak menggumpal di atas daun kopi. Semilir angin menerpa butiran embun, bergulir menuju ujung daun, jatuh demi tetes pada daun kering
hah,… setan !, bukan kau ! kau bukan setan tapi setan mengatakan kau, setan walau setan tak pernah mengaku diri sebagai setan karena setan terpen
malam lelap terlena dipelukkan matahari degup dada tertahan membisu tanya ini tah qiamat hati di antara retak ranting yang memerah mengitari surya
sengaja ku tuang susu tapi kau tak harus, menimang tuk meminum apa yang ku tuangkan
sesloki anggur hitam asap mulut mengepul angan menggrayangi membelai dinding pecah dan buyar tumpah angan basah menyelinap diantara remah kaca
(1) sepasang jejak searah menuju di sana, mata terbelalak kata terjulur kayu berdiri, tanpa alas bumi hening, tangis memeluk r
*** mata berdendang mengikuti lekuk dosa angan hanya mampu menghitung mungkin bosan mendengar kata tidak tahu lenyap dimulut terbawa badai kelingk
[caption id="attachment_122336" align="aligncenter" width="225" caption="dari google"][/caption] senyum, tawa hanya lena semata kala suatu tempat me
[caption id="attachment_121474" align="aligncenter" width="301" caption="ilustrasi dr google"][/caption] Ku diseberang slalu melantunKan doa pUla su
Dingin Kudekap ketiak malam Gigil menahan eja asmamu Kaku terbaring anganku Mengukir galau dalam benak Gelap semakin mengendap Bisu agas mer
Hari mulai senja Syahdu cahaya mentari Menerangi hampanya dunia . ~ Awan menebar tipis Memerah laksana tembaga Menambah heningnya suasana
betapa kesal hatiku,melihat hamparan tanah gersang, panas membara membakar sekujur alam, jangan kau redakan............. jangan kau sirami......