semalam aku sudah berhenti mencium-mu, sampai jumpa di jejaringan yang berbeda
Saat kau tengah sibuk mengkulum bibir kekasihmu, pandangi matanya selagi menyelam birahi, mungkin sececah neraka yang kutinggalkan terpantul di situ
Asep menyandarkan punggung pada turap beton sisi sungai malam awal tahun, pekat udara basah menjelang halimun menelan segala penjuru desa tak se
dalam ruas bambu lelap engkau lekat. menarik panjang napas sekilatilalang aku baring tersungkur, memandang sambil aku tafakurperjalanan panjang sudah
Aku pernah menyaksikan kisah tentang seorang anak lelaki, sebagai seorang pendongeng maka akan kusampaikan kepada kalian. Aku tahu kalian sudah jengah
bagaimana jika berkah jumat kutiupkan arwah dendam yang dihamilkan oleh hujan?di bulan maret yang senantiasa berdebu, di ujungnya bekas taman dedaunan
1 engkau adalah ummat Islam dan aku adalah Ramadhan aku bukan tak bertaji mengukuh kecup dahaga tabir bibirmu semenjak akhir syaban tak henti lantu
Rexgrip-ku menari diatas lembar-lembar folio di atas meja belajar, tanganku enggan berhenti. Aku menulis, dan biasanya aku menyadari tak ada perencana
mendayung sampan jauh sampai ke hulusimpan belati ke sarung kayu jatibila nona enggan meyimpan hati dahulukelak abang urung kaitkan temalitarik pedati
Anka kepada bapaknya : ''terlepas dari eksistensi-mu yg insignifikan, alih-alih meletakan harapan keluarga ini padamu, malah kuhujat engkau karen