KORAN PAGI INIRamdhani NurIni pasti sudah jam delapan lewat. Gulungan koran pagi ini saya tilik sudah teronggok di depan teras rumah. Kali ini lempara
MENGHINDAR Oleh: Ramdhani Nur [caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Sumber:http://st284612.sitekno.com"][/caption]
DI SINI SENANG DI SANA SENANG Oleh: Ramdhani Nur [caption id="" align="alignnone" width="240" caption="Sumber: Google "][/caption] “
"Mas, aku dapat SMS dari kampung, kambing kita lahir lagi." "Alhamdulillah.. " "Lebaran Haji besok bisa jual lima ekor." "Aku tahu." "Gak
"Mau apa kalian?!" teriakan Nisa menggelegar. Aris dan Naim yang sedang berjingkat-jingkat mendekati ibunya yang sedang tertidur dengan dada tanpa su
Juragan Mamar mendengus. Hidungnya yang besar dengan kedua lubangnya yang lebar itu tampak mengerikan, menambah angker sosoknya yang sedang marah kepa
Dhani memarkirkan becaknya di samping rumah. Dua penumpangnya, Aris dan Naim,anak-anaknya sendiri yang baru dijemputnya dari TK dan Madrasah Ibtidaiya
Puisi adalah dunia rekaan, demikian ungkap Sapardi Joko Damono. Ya. Sebuah dunia yang direka-reka dalam imajinasi menjadi sebuah kata yang disusun ber
Sulaiman berkalikali menepuk dadanya sendiri. ia bangga. kitab ilmu kebal yang ia curi dari rumah suhunya berhasil ia tamatkan. segala tahapan untuk
SIANG KELABU Pagi berlalu begitu saja siang begitu juga aku hiruk dalam kelana sendiri perjalanan antar kota, 60 km pulang-pergi kulewati tan
Januari, tak banyak berubah disini hanya bangkai hujan jadi banjir susulan rumahrumah tergenang sawahsawah tergenang tengah kota jadi s
HUJAN BULAN DESEMBER hujan jatuh mendadak gentenggenteng berasap pohonpohon membungkuk angin kalap hujan memang tak berperasaan juga