Malam Idul Adha, kalender berangka tahun 1969, Ibu Pendidikan Indonesia telah meninggalkan kita. "Beliau akan terus mengajar murid.
Ibu Pendidikan Indonesia meninggalkan kita pada malam 9 masuk 10 Dzulhijjah 1388 Hijriyah. Dalam Masehi, 26 Februari 1969. Malam menjelang Idul Adha.
Nyaris terlupa. Bersama Sukarno itu adalah dua ulama asal Padang Japang: Syekh Abbas Abdullah dan Syekh Mustafa Abdullah.
Mengenang Zainuddin Labay (1890-1924) janganlah mengenang kematiannya. Kenanglah untaian kalimat kepada Zuraida itu. Rajin-rajinlah belajar.
Zainuddin Labay. Deliar Noer (1926-2008) takjub tak kepalang.
Zainuddin! Konon, dalam Tenggelamnya Kapal van de Wijck, sosoknya menginspirasi Hamka.
Di atas tanahnya, Rahmah mendidik beribu-ribu perempuan. Di atas tanahnya, murid-murid Perguruan Diniyyah Puteri tetap berseri menawan.
Dari goncangan hebat bumi, Rahmah El-Yunusiyyah pun menggoncang dunia. Sampai kini dunia pun mengerti, perguruannya akan seabad di bumi.
Tulisan selagi muda tempo dulu. Rambut putih muncul satu-satu. Tetes hujan jatuh ke pipi. Kau Masih Cantik Seperti Dulu
Rahmah El-Yunusiyyah pun perempuan pertama di dunia yang mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas al-Azhar.
Pesona Rahmah El-Yunusiyyah menginspirasi Universitas al-Azhar membuka Kulliyatul lil Banat
Mereka mengajar ibu-ibu buta aksara di Menjesal School. Mereka pun mengajar di Diniyyah School Puteri.